Malaikat mengajarkannya lewat mimpi, ini sejarah syariat azan dalam Islam

- Rabu, 25 Januari 2023 | 21:06 WIB
Seorang muslim sedang megumandangkan azan (Bonser News / Canva)
Seorang muslim sedang megumandangkan azan (Bonser News / Canva)

SUMATERA INSIDER – Azan merupakan seruan bagi umat Islam untuk mengerjakan salat, sekaligus penanda waktu. Lalu, sejak kapan azan mulai disyariatkan?

Februari tahun lalu, Menag Yaqut (baca: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas) sempat memicu kontroversi lantaran menerbitkan aturan yang berhubungan dengan azan.

Tidak langsung menyoal azan. Pada tanggal 18 Februari 2022,  Menag Yaqut menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 05/2022 untuk mengatur penggunaan pengeras suara di masjid maupun musala.

Baca Juga: Aktif makmurkan masjid dengan cara mendirikan solat berjamaan

Namun, sepekan berselang, kontroversi pun terjadi. Muncul stigma Menag Yaqut membatasi suara azan dengan anggapan umat beragama lainnya merasa terganggu.

Kondisi diperparah lantaran saat memberi penjelasan soal surat edaran tersebut kepada wartawan di Pekanbaru, Riau, Menag Yaqut menjadikan gonggongan anjing sebagai analogi argumentasinya.

Dengan analoginya itu, Menag Yaqut sontak dianggap membandingkan suara azan dengan suara bising gonggongan anjing yang mengganggu. Sebab, pengeras suara di masjid dan musala utamanya difungsikan saat muazin mengumandangkan azan.

Baca Juga: Allahu Akbar! Cukup baca 1 amalan ini, insyaallah terbebas dari lilitan hutang kata Ustadz Khalid Basalamah

Terlepas dari analogi kontroversial Menag Yaqut, Sumatera Insider kali ini akan mengurai dalil dan sejarah disyariatkannya azan dalam Islam.

Ustadz H. Aep Saepulloh Darusmanwiati, M. A., dalam “Dialog Iblis dengan Para Nabi; 99 Kisah Penyegar Iman” menuliskan kalau awal mula disyariatkannya azan terjadi di Madinah.

“Menurut pendapat paling kuat, awal mula disyariatkannya azan terjadi di Madinah. Tepatnya, pada tahun pertama Hijriah,” ungkap Aep Saepulloh dalam bukunya itu.

Baca Juga: Begini penampakan makam Guru Patimpus, pendiri Kota Medan, Rahudman sempatkan berziarah

Sebelum azan disyariatkan, tuturnya pula, untuk mengerjakan salat biasanya para sahabat Rasulullah Muhammad SAW saling mengingatkan dan memanggil satu sama lain dengan kata-kata biasa.

Menurut Aep Saepulloh, kisah tersebut sejalan dengan penuturan Ibnu Umar dalam sebuah riwayat sahih Bukhari-Muslim:

Suatu hari mereka membicarakan persoalan panggilan untuk salat. Sebagian berpendapat, panggilan salat dilakukan dengan membunyikan lonceng sebagaimana orang Nasrani.

Halaman:

Editor: Indra Gunawan.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X