Rokok elektrik atau vape saat ini sudah menjadi salah satu gaya hidup.
Namun vape tetap mengandung nikotin dan bahan karsinogen lainnya yang dapat menimbulkan dampak buruk pada tubuh, seperti halnya rokok konvensional.
"Perokok vape dan orang sekitarnya tetap terekspos dengan nikotin dan zat kimia bersifat karsinogenik dan tentu saja zat-zat ini bisa mengiritasi (saluran napas dan paru) shg menimbulkan radang, sesak," kata Dokter Spesialis Paru Dr dr Erlina Burhan, SpP(K), MS. Minggu 15/1- 2023
Menurutnya nikotin dapat menyebabkan adiksi, sementara zat lain dalam vape berupa propylene glikol dan gliserin dapat mengiritasi saluran napas dan paru.
Erlina menegaskan, rokok elektrik mengandung bahan toksik seperti rokok konvensional. Dia menyarankan vape tidak digunakan sampai terbukti aman dan tak merekomendasikannya untuk modalitas berhenti rokok.
Sebuah studi dalam Journal of American Dental Association seperti disiarkan Medical Daily beberapa waktu lalu, menemukan bhw orang yang menggunakan produk vaporizer (vape) berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan gigi dan penyakit periodontal.
Mereka menemukan orang yang vaping memiliki risiko lebih tinggi terkena karies gigi. Vaping tampaknya menyebabkan gigi berlubang, shg pengguna berisiko kehilangan gigi jika tidak ditangani.
Beberapa penelitian laboratorium juga menemukan uap dari rokok elektrik dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri jahat.***